Sabtu, 06 Oktober 2012

BUNDA MEMAKAI AVAIL

DADA -panggilan buat bundaku- selalu memakai pembalut AVAIL



Keharmonisan rumah tangga lebih dipengaruhi oleh mahkota wanita dibandingkan dengan sekedar wajah yang cantik. Untuk itu diperlukan perawatan secara khusus untuk menjaga kesehatan daerah intim wanita. Hal ini dimulai dengan pemilihan pembalut yang tepat. Dan tidak hanya pada saat menstruasi saja, tetapi untuk menjaga kesegaran daerah kewanitaan juga diperlukan pantiliner.


Produk ini telah diuji di Singapura oleh Health Sciences Authority (No Lab PH-2004-01699-001) menyatakan produk Avail FC Bio Sanitary Pad tidak mengandung racun di dalamnya.
Telah diuji pula di Malaysia oleh Chem Vi Laboratory Sdn Bhd, Malaysia (Ruj.LS/0704/77881), menyatakan produk Avail FC Bio Sanitary Pad tidak mengandung plumbun, arsenic, tembaga, timah, E-Coli, Salmoneia (bakteri penyebab keracunan makanan) dan Stafilokokus (bakteri yang menghasilkan nanah). 






AVAIL NO 1
Diantara diri kita masing-masing memiliki dosis persaingan yang sehat. Persaingan merupakan bagian dari "Siapa Saya dan Apa Nilai Saya ?", yang merupakan sifat dasar dari persaingan kita. Si Juara Atlet Dunia, siapa yang sedang mereka lawan? Bukan orang selanjutnya, bagaimanapun mereka bersaing melawan waktu dan ketinggian. Mereka sedang bersaing dengan diri mereka.
Avail Elok adalah Perusahaan MLM yang terdapat rekan-rekan bisnis segala bangsa dengan sebuah Platform yang aman dan bersaing, sebuah tempat dimana Anda dapat melampaui dan unggul pada posisi tertinggi atau puncak, mengabulkan mimpi-mimpi dan mencapai kesuksesan Anda. Di Avail tidak ada alasan, pernyataan, dan tidak seorang pun yang akan merampas mimpi Anda, karena masa depan kita adalah tenaga penggerak dalam menuju kesuksesan dan keberhasilan. Avail adalah tempat dimana setiap orang dapat bekerja sama dalam tim, membagi impian dan tujuan yang sama. 
Avail menawarkan produk-produk perawatan kesehatan perorangan, dan masih banyak lagi yang akan dikembangkan dan dihasilkan di masa depan. Seperti kata filsafat kita "Mencari produk-produk alamiah yang terbaik dengan pendekatan komprehensif untuk kesehatan manusia, mengutamakan konsumen-konsumen dengan produk inovatif yang terbaru pada harga yang wajar dan kualitas yang lebih baik melalui jaringan konsumen."




 










Para anggota-anggota Avail kita yang terhormat, apa lagi yang kita tunggu? Marilah kita semua perbaiki dan tingkatkan diri kita secara terus menerus dan bahkan peroleh bagian pasar yang lebih besar. Kita tetapkan batas standard kita sendiri dan bersaing dengan diri kita sendiri untuk mencapai tujuan kita di Avail. Ayo bergeraklah, para anggota-anggota Avail, marilah bertanggung jawab 100% untuk masa depan, keluarga dan anak-anak.
AVAIL NO 1 AVAIL NO 1 AVAIL NO 1


Untuk Lebih Jelas Kunjungi


http://avail-bandungcenter.blogspot.com/

http://centeravailbandung.blogspot.com/

http://centeravailbandung.wordpress.com/

Jumat, 09 September 2011

Ranca Buaya Beach Photo












Kamis, 30 Juni 2011

Mendidik Anak Sholeh Sholehah

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai. Saat berjalan-jalan, terlihatlah olehnya seorang anak sedang mengambil wudhu sambil menangis. Lalu ia beratanya, “Wahai anak kecil, kenapa kamu menangis?” 
 
Anak itu menjawab, “Wahai kakek, saya telah membaca ayat Al-Quran sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, “Yâ ayyuhal-ladzîna âmanû qû anfusakum,” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu.” Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka.” 
 
Berkata orang tua itu, “Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka.” 
 
Anak itu menjawab, “Wahai kakek, kakek adalah orang yang berakal, tidakkah kakek lihat kalau orang menyalakan api, maka yang pertama akan mereka letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa.” 
 
Berkata orang tua itu, sambil menangis, “Sesungguh anak ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa, maka bagaimanakah keadaan kami nanti?” 
 
Bayangkan bila saja yang diceritakan dalam potongan kisah tersebut adalah anak kita. Anak yang kita lahirkan dan besarkan dengan keringat dan jerih payah. Tentu betapa beruntung dan berbahagianya kita sebagai orang tua. Betapa pun banyak keringat yang telah tercucur, tenaga yang telah terkuras, pikiran dan waktu yang telah tersita, semua takkan ada apa-apanya dibandingkan dengan hasil yang kita peroleh, yaitu anak yang shaleh. 
 
Memiliki anak shaleh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus keturunan, kelak anak shaleh juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Do’a-do’a anak shaleh adalah pahala yang akan terus mengalir tanpa henti. Ia akan menembus langit dan akhirnya sampai kepada kita sebagai orang tua sebelum ataupun sesudah kita mati. 
 
Berkeinginan memiliki anak yang shaleh bukanlah khayalan. Siapa pun orangnya sama memiliki kesempatan untuk mewujudkannya. Kehadiran anak shaleh dalam sebuah keluarga bukanlah mu’jizat atau turun dari langit dengan sendirinya. Ia akan hadir di tengah-tengah kita tiada lain merupakan buah dari usaha yang kita lakukan dalam mendidiknya. Bila kita berkeinginan dan berusaha keras mendidik anak agar menjadi anak yang shaleh, maka ia akan tumbuh sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tetapi jika tidak, keinginan untuk memiliki anak shaleh hanyalah sebuah angan-angan dan hayalan semata. 
 
Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh penguru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.” 
 
Berikut adalah beberapa metode dalam mendidik anak, agar anak diharapkan dapat memiliki sikap dan perilaku yang baik serta sesuai dengan keinginan orang tua dengan berlandaskan norma dan agama.
 
 
1.Keteladanan 
 
Keluarga, khususnya orang tua adalah figur awal bagi seorang anak untuk diikuti dan dicontoh perilakunya. Ketika anak mulai beranjak remaja, fungsi ini mulai bergeser kepada kelompok sebaya-nya ataupun figur-figur lain di luar keluarga, seperti tokoh-tokoh dalam film atau cerita. Oleh karena itu, sudah seharusnya orang tua dapat memberikan pondasi awal yang kuat tentang sikap dan perilaku yang positif. Dengan demikian kelak ketika anak dihadapkan kepada situasi yang sangat kompleks, anak akan lebih siap dan konsisten terhadap pendiriannya.

Agar tujuan ini terwujud, maka tentunya harus ada keteladanan dari orang tua. Ingatlah suatu perbuatan orang tua tidak akan efektif bila hanya terjadi komunikasi satu arah. Berilah contoh yang kepada anak mengenai perilaku yang baik dari orang tua mereka sehari-hari. Ini bisa dimulai dengan hal-hal yang biasa sehari-hari kita lakukan di rumah. Dengan begitu, kedepan diharapkan anak akan dapat mulai sedikit demi sedikit mencontoh perilaku yang positif dari orang tuanya. 
 
 
 
2.Pembiasaan 
 
Setelah adanya contoh yang baik dari orang tua, maka perlu dilakukan pembiasaan dari perilaku-perilaku yang telah dilakukan tadi. Hal ini penting karena dihawatirkan bila orang tua saat tak ada disisi mereka, perilaku-perilaku yang anak lakukan akan dapat berubah kembali. Dengan adanya pembiasaan, maka perilaku positif tersebut akan menjadi tabiat positif anak sehingga ada atau tidak ada orang tua, hal-hal positif tetap mereka lakukan. 
 
 
 
3.Nasihat 
 
Selanjutnya adalah nasihat. Dikala proses diatas berlangsung, orang tua juga harus senantiasa memberikan pengertian-pengertian ataupun pemahaman-pemahaman kepada anak mengapa suatu perilaku itu harus dilakukan, apa manfaatnya, baik untuk diri sendiri dan yang terpenting untuk orang lain. 
 
 
 
4.Kontrol 
 
Setelah langkah-langkah di atas berjalan dengan baik, maka selanjutnya adalah kontrol dari orang tua. Dalam pelaksanaannya, kontrol yang dilakukan mesti dijalankan secara arif dan bijaksana, tidak dengan membuat posisi anak menjadi tersudut, sehingga kontrol justru tidak menjadi efektif. 
 
 
 
5. Reward and Punishment 
 
Yang terakhir adalah memberikan hadiah dan hukuman. Di samping poin-poin di atas, tips kelima ini juga tak kalah pentingnya untuk menumbuhkan minat dan tanggung jawab pada anak. Namun dari pada itu, sebelumnya harus dingat oleh para orang tua bahwa pemberian hukuman kepada anak dimaksudkan untuk mendidik anak bukan untuk menyudutkan apalagi melukai fisik. 
 
Hukuman yang diberikan tidak hanya semata-mata berbentuk fisik, tetapi juga bisa dilakukan hal-hal lain seperti dengan pengurangan hak, atau pemberian suatu tugas tambahan. Andaikata hukuman fisik terpaksa diberikan, maka harus diperhatikan bahwa cubitan kecil ataupun pukulan ringan bisa bisa diberikan dengan syarat: tidak boleh di bagian-bagian vital anak, tidak boleh pada bagian atas tubuh(perut, dada, leher, kepala, punggung) dan tidak boleh meninggalkan bekas. Huallohu a’lam. 
 
Sumber : Sandi Susandi - Persis.or.id

Sabtu, 25 Juni 2011

Melatih Kecerdasan Anak

1. Kecerdasan Musikal, kecerdasan yang berkaitan dengan musik. Anak dengan gampang mengikuti lagu atau tidak segan-segan menari mengikuti lagu di setiap kesempatan.

Cara melatihnya :
Ajaklah anak mendengarkan musik, bernyanyi dan mengikuti irama dengan tepuk tangan.

2. Kecerdasan Interpersonal (Sosial), kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuannya menjalin hubungan dengan orang lain atau lingkungannya. Misalnya, anak bisa beradaptasi dan bekerja sama dengan teman-teman, guru dan orang lain yang lebih tua.

Cara melatihnya :
Doronglah anak agar selalu punya waktu untuk bermain dengan anak lain yang sebaya, lebih tua ataupun lebih muda. Saling berbagi kue, meminjamkan sesuatu dan bekerja sama membuat sesuatu. Saat dia kalah dalam sebuah permainan misalnya, dia akan belajar bagaimana berlapang dada menghadapi kekalahan dan bersikap pada teman yang menang.

3. Kecerdasan Intrapersonal, kecerdasan yang berkaitan dengan daya tahan, daya juang dan ‘berlomba’ dengan diri sendiri. Misalnya anak berani mencoba dan tidak mudah menyerah saat mengikuti perlombaan.

Cara melatihnya :
Doronglah anak agar berani tampil berlomba di ajang tujuhbelasan misalnya, atau bernyanyi atau menari di depan orang lain.

4. Kecerdasan Verbal-linguistik, anak dapat berbicara atau bercerita dengan mudah dengan teman-temannya, guru, orang tua dan orang-orang disekitarnya.

Cara melatihnya :
Mengajaknya anak bercakap-cakap, membacakan cerita berulang-ulang, merangsang untuk berbicara dan bercerita serta menyanyikan lagu anak-anak.

5. Kecerdasan Logika-matematika, kecerdasan yang berkaitan dengan pemahaman soal angka dan matematika. Misalnya, anak tidak mengalami kesulitan dalam tugas yang diberikan kepadanya.

Cara melatihnya :
Ajak anak menghitung jumlah bus yang dilewati atau burung di taman, mengelompokkan, serta bermain angka, congklak, catur, sempoa atau puzzle.

6. Kecerdasan Visual-spasial, kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan pandang ruan. Misalnya, anak mudah membayangkan letak atau arah kiri, kanan, atas dan bawah serta memiliki orientasi yang baik untuk menggambar.

Cara melatihnya :
Ajaklah si kecil mengamati gambar atau foto, menggunting, melipat, dan menggambar.

7. Kecerdasan Kinestik tubuh, anak bias memiliki keterampilan menulis, menggambar, berolahraga, menari dan kegiatan lain yang memerlukan keterampilan olah tubuh.

Cara melatihnya :
Ajaklah anak berdiri satu kaki seperti burung bangau, atau berjongkok seperti kodok. Kegiatan seperti membungkuk, berjalan diatas satu garis, berlari, melompat, melempar, latihan, senam, dan berbagai permainan olah raga lainnya itu akan membantu kelenturan tubuhnya.

8. Kecerdasan Alam (Natural), kecerdasan yang berkaitan dengan alam. Anak tahu cara menyayangi binatang dan tumbuhan.

Cara melatihnya :
Seminggu sekali ajaklah seluruh anggota keluarga untuk membantu merawat bunga dan taman. Ijinkan bila dia ingin memelihara ikan atau kura-kura. Kebiasaan memberi makan ikan akan menumbuhkan kecintaan pada alam.

9. Kecerdasan Moral, anak paham mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan

Cara melatihnya :
Sering-seringlah mengajaknya memainkan permainan yang memiliki aturan seperti bermain petak umpet atau congklak.

Cicak-cicak di Dinding



Cicak-cicak di dinding

Diam-diam merayap

Datang seekor nyamuk

Hap ... hap .. lalu ditangkap


Lagu Cicak-cicak di dinding ini karya almarhum AT Mahmud. Sudah pasti semua anak Indonesia hafal lagu ini, lagu yang sangat sederhana tapi abadi bukan?

Cicak-cicak di dinding rasanya hampir selalu jadi lagu pertama yang dihapal anak-anak. Lucu ya, kalau melihat dan mendengar anak kecil yang masih cadel mengucapkan “hap”. Ya seperti aku "Nada Nabiyya Raya" panggil saja "Raya", lagu ini adalah lagu paforitku hampir disetiap waktu kunyanyikan lagu ini meski merdu ... hehe..

Oh ayahku sering iseng mengganti kata-katanya,,, datang seekor gajah atau,,,,,datang seekor emoh, dan ...